Sabtu, 27 Desember 2014

Penerapan E-Government: Tata Naskah Dinas Elektronik (TNDE)



Diantara program reformasi birokrasi adalah penataan tata laksana dalam menjalankan roda pemerintahan. Salah satu kegiatan dalam program ini adalah pembangunan/pengembangan e-office atau e-government. Sejalan dengan kemajuan IPTEK, khususnya di bidang komunikasi dan telekomunikasi, pengelolaan tata naskah dinas di lingkungan instansi pemerintah perlu dikelola secara elektronis agar lebih efektif dan efisien berdasarkan pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 22/2008 tentang Pedoman Tata Naskah Dinas.
Bakosurtanal sebagai salah satu Lembaga Pemerintah Non Kementerian sangat mendukung rencana pemerintah di dalam membangun e- government melalui pengelolaan tata naskah dinas elektronik di lingkungan Bakosurtanal. Hal tersebut ditunjukan dengan melakukan kegiatan pengadaan perangkat lunak untuk tata naskah dinas elektronik melalui Biro Keuangan, Kepegawaian dan Umum bekerjasama dengan dengan Biro Perencanaan dan Hukum.
Untuk mengetahui sejauh mana sistem perangkat lunak yang telah dikembangkan maka diadakanlah sosialisasi di Gedung Utama Bakosurtanal oleh konsultan kepada para pejabat di lingkungan Bakosurtanal dengan maksud agar perangkat lunak ini benar-benar dapat digunakan dan di implementasikan dalam tata laksana persuratan.
Kepala Bakosurtanal, Asep Karsidi menekankan bahwa kunci keberhasilan e-government adalah mental dan mindset, dimana dengan mindset yang dimiliki oleh setiap SDM Bakosurtanal harus dibarengi dengan mental yang positif. Sehingga terciptalah sistem dan mekanisme yang tertata apik serta sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan meningkatnya kinerja di lingkungan Bakosurtanal.
Dengan dibangunnya Tata Naskah Dinas Elektronik (TNDE) akan sangat memudahkan para pimpinan (dibantu dengan sekretaris pimpinan) untuk menelusuri surat yang masuk, didisposisikan, dan juga untuk memonitor tindak lanjut dari isi surat. Untuk ke depannya tata naskah dinas elektronik direncanakan akan diintegrasikan ke dalam sistem jaringan data dan informasi elektronik di Bakosurtanal.

Link : http://www.bakosurtanal.go.id


PERIODE 3: Open Service Gateway Initiative



A. PENGERTIAN OSGI
OSGI (Open Service Gateway Initiative) adalah sebuah rencana industri untuk cara standar untuk menghubungkan perangkat seperti perangkat rumah tangga dan sistem keamanan ke Internet. OSGI berencana menentukan program aplikasi antarmuka (API) untuk pemrogram menggunakan, untuk memungkinkan komunikasi dan kontrol antara penyedia layanan dan perangkat di dalam rumah atau usaha kecil jaringan. OSGI API akan dibangun pada bahasa pemrograman Java. Program java pada umumnya dapat berjalan pada platform sistem operasi komputer. OSGI adalah sebuah interface pemrograman standar terbuka.

B. ARSITEKTUR DARI OSGI
Ada kerangka OSGI yang menyediakan suatu lingkungan untuk modularisasi aplikasi ke dalam kumpulan yang lebih kecil.
Kerangka kerja konseptual yang dibagi dalam bidang-bidang berikut:
1. Bundel
Kumpulan jaringan normal komponen dengan nyata tambahan header. Sebuah bundel adalah sekelompok kelas Java dan sumber daya tambahan yang dilengkapi dengan rincian file pada MANIFEST.MF nyata semua isinya, serta layanan tambahan yang diperlukan untuk memberikan kelompok termasuk kelas Java perilaku yang lebih canggih, dengan tingkat deeming seluruh agregat sebuah komponen.
2. Layanan
Layanan yang menghubungkan lapisan bundel dalam cara yang dinamis dengan menawarkan, menerbitkan dan menemukan model dapat mengikat Java lama untuk menikmati objek (POJO). Siklus hidup menambahkan lapisan bundel dinamis yang dapat diinstal, mulai, berhenti, diperbarui dan dihapus. Buntalan bergantung pada lapisan modul untuk kelas loading tetapi menambahkan API untuk mengatur modul – modul dalam run time. Memperkenalkan lapisan siklus hidup dinamika yang biasanya bukan bagian dari aplikasi. Mekanisme ketergantungan luas digunakan untuk menjamin operasi yang benar dari lingkungan.
3. Layanan Registrasi (Services-Registry)
API untuk manajemen jasa (ServiceRegistration, ServiceTracker dan ServiceReference). OSGi Alliance yang telah ditentukan banyak layanan. Layanan yang ditentukan oleh antarmuka Java. Kumpulan dapat mengimplementasikan antarmuka ini dan mendaftarkan layanan dengan Layanan Registri. Layanan klien dapat menemukannya di registri, atau bereaksi ketika muncul atau menghilang.
4. Siklus Hidup (Life-Cycle)
API untuk manajemen siklus hidup untuk (instal, start, stop, update, dan uninstall) bundel.
5. Modul
Lapisan yang mendefinisikan enkapsulasi dan deklarasi dependensi (bagaimana sebuah bungkusan dapat mengimpor dan mengekspor kode).
6. Keamanan
Layer yang menangani aspek keamanan dengan membatasi fungsionalitas bundel untuk pra didefinisikan kemampuan.
7. Pelaksanaan Lingkungan
Mendefinisikan metode dan kelas apa yang tersedia dalam platform tertentu. Tidak ada daftar tetap eksekusi lingkungan, karena dapat berubah sebagai Java Community Process menciptakan versi baru dan edisi Jawa. Namun, set berikut saat ini didukung oleh sebagian besar OSGI implementasi:
· CDC-1.0/Foundation-1.0
· CDC-1.1/Foundation-1.1
· OSGi/Minimum-1.0
· OSGi/Minimum-1.1
· JRE-1.1
· Dari J2SE-1.2 hingga J2SE-1,6

C. KEUNTUNGAN TEKNOLOGI OSGI
Alasan utama mengapa teknologi OSGi dapat sukses karena teknologi ini menyediakan komponen system yang benar-benar matang yang dapat bekerja di lingkungan yang sangat banyak jumlahnya. Komponen system yang biasa digunakan untuk membangun aplikasi yang tingkat kekompleksannya sangat tinggi seperti IDEs (Eclipse), aplikasi server (GlassFish, IBM Websphere, Oracle/BEA Weblogic, Jonas, JBoss), aplikasi framework (Spring, Guice), otomatisasi industry, telepon dan banyak lainnya. Keuntungan dari teknologi OSGi antara lain adalah sebagai berikut :
1.   Mengurangi kompleksitas : mengembangkan dengan OSGi berarti menembangkan bundles : salah satu komponen OSGi. Bundles adalah modul. Bundles menyembunyikan aspek internalnya dari bundles lainnya. Hal ini berarti ada banyak kebebasan untuk menggantinya di kemudian hari.
2.     Dapat digunakan kembali : model komponen OSGi sangat mudah digunakan dan dapat digunakan dengan aplikasi pihak ketiga.
3.     RealWorld : OSGi framework dinamik. Hal ini berarti OSGi dapat diupdate secara online.
4.     Mudah Penyebarannya : teknologi OSGi bukanlah sebuah teknologi standard. OSGi dapat dimanage sedemikian rupa serta dapat diatur cara penginstalannya.
5.     Update yang dinamik : OSGi komponen bisa diupdate secara dinamik.
6.     Adaptif : model komponen OSGi didesain sedemikian rupa hingga diperbolehkan untuk mengkombinasi dan mencocokan antar komponen.
7.     Transparan.
8.     Banyak versinya.
9.     Simple : OSGi API sangat simple. API OSGi hanya terdiri dari satu paket dan berjumlah kurang dari 30 kelas.
10.  Ukurannya kecil
11.  Kinerjanya cepat
12.  Malas : Malas dalam software itu berarti bagus. Teknologi OSGi mempunyai banyak mekanisme hanya ketika dibutuhkan saja.
13.  Aman
14.  Tidak Mengganggu Kinerja Aplikasi Lainnya
15.  Berjalan dimana saja
16.  Didukung Oleh Berbagai Perusahaan : OSGi juga didukung oleh berbagai perusahaan seperti Oracle, IBM, Samsung, Nokia, IONA, Motorola, NTT, Siemens, Hitachi, Deutsche Telekom, Redhat, Ericsson, dan masih banyak lagi.

Jika sedang mengembangkan Java maka teknologi OSGi merupakan langkah lanjut yang harus ditempuh karena teknologi OSGi dapat memecahkan masalah yang mungkin tidak akan terbayangkan sebelumnya. Keuntungan menggunakan teknologi OSGi yang begitu berguna jika kita menggunakan Java, maka sudah seharusnya teknologi OSGi masuk berada dalam kotak peralatan kita.

Sumber : http://www.osgi.org


Rabu, 05 November 2014

Riview Jurnal Nasional: Implementasi Telematika Dalam Bidang Pertanian



Sejak lama diakui bahwa peran sektor pertanian di Indonesia adalah penting, bukan saja sumbangannya terhadap penyerapan tenaga kerja, tetapi juga sebagai penghasil bahan pangan, pendorong munculnya industry lain, pendorong munculnya kesempatan berusaha di kegiatan yang lain, dan penghasil devisa yang relatif besar.  Namun dalam perjalanannya, sektor pertanian dihadapkan pada sejumlah kendala, antara lain karena semakin menyempitnya penguasaan lahan, semakin terbatasnya penguasaan modal, kurangnya pemanfaatan teknologi dan sulitnya pemasaran. Akibatnya, tampilan (performance) sektor pertanian menjadi kurang seperti yang diharapkan.

Untuk mengejar ketertinggalan ini, pemerintah berupaya untuk memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagai instrument akselerasi pembangunan pertanian.   Pemanfaatan TIK dalam bidang pertanian sering dinamakan e-Agriculture atau e-Agribusiness.  

Dalam Rencana Strategik (RENSTRA) Departemen Pertanian, 2005-2009, telah dicanangkan kebijakan operasional program TIK, yaitu:
(i). Pengembangan dan Penyelenggaraan Sistem Informasi dan Statistik Pertanian,
(ii). Peningkatan Pemanfaatan dan Penyebaran Informasi,
(iii). Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia dalam Bidang Statistik dan Sistem Informasi, dan
(iv). Pengembangan dan Penataan Kelembagaan Sistem Informasi.

 Pengertian E-Agriculture
Pengertian e-Agriculture atau e-Agribusiness sendiri diambil dari definisi e (electronic) dalam konsep Information and Communication Technology (ICT), yaitu kegiatan pertanian dan/atau agribisnis yang memanfaatkan keunggulan ICT seperti komputer, internet, piranti lunak (softwares) dan piranti keras (hardwares), radio, televisi dan perangkat IT lainnya, serta orang yang mengoperasikan ICT tersebut. Aplikasi e-Agriculture atau e-Agribusiness dapat dilakukan di semua aktivitas pertanian mulai dari kegiatan di hulu (proses produksi) sampai pada di hilir (pemasaran hasil). FAO telah memanfaatkan ICT di kegiatan network, publikasi, database dan pembuatan Web.
Pemanfaatan ICT dalam Pertanian
Kini ICT juga dicoba untuk mendorong agar pertanian Indonesia mampu bersaing. Hal ini dapat dimengerti karena peran ICT sering menonjol, apakah itu di kegiatan teknologi produksi maupun di kegiatan teknologi informasi. Dengan demikian, lambat atau cepat, maka pelaku agribisnis di Indonesia harus bisa menguasai teknologi tersebut.

Komponen ICT ini lazimnya dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu:
Technoware (fasilitas fisik, misalnya mesin),
Humanware (kemampuan/ketrampilan tenaga kerja),
Infoware (informasi/data), dan
Orgaware (organisasi).
Misalnya untuk tingkat pengembangan suatu perusahaan hasil olahan dari produk pertanian, bantuan ICT akan sangat menentukan proses kegiatan perusahaan tersebut. Ke empat komponen di atas, tentu saling kait mengkait satu sama lain, karena komponen yang satu akan saling mempengaruhi komponen yang lain.

Pemerintah yang ditugasi membangun sektor pertanian sebenarnya juga telah mulai mempertimbangkan dan memasukkan ICT ini dalam program pembangunan lima tahun Departemen Pertanian. Kini, Departemen Pertanian memperkenalkan program yang dinamakan Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian (Primatani). Program ini pada dasarnya dirancang untuk mempercepat pemanfaatan hasil-hasil penelitian untuk segera diterapkan di masyarakat pertanian, khususnya dengan memanfaatkan keunggulan ICT.

Sementara itu, Departemen Pertanian memanfaatkan ICT untuk program :
(i). Pengembangan Statistik Pertanian,
(ii). Pengembangan Sistem Informasi, dan
(iii). Penunjang Pengembangan Sistem Informasi dan Statistik Pertanian.

Pemanfaatan e-Agriculture atau e-Agribusiness di kalangan swasta dan di pendidikan pertanian dirasa juga belum seperti yang diharapkan. Berdasarkan hal-hal di atas disarankan agar ada kepemihakan pemerintah untuk mendorong pemanfaatan e- Agriculture atau e-Agribusiness di semua kegiatan di lingkup pertanian, khususnya di bidang softwares, hardwares dan SDM-nya. Tujuannya adalah untuk mempercepat lajunya pembangunan pertanian di Indonesia.

 Sumber :
Soekartawi.2007. E-Agribisnis: Teori dan Aplikasinya. http://journal.uii.ac.id/index.php/Snati/article/view/1760

TeamViewer 10 Beta Hadir Dengan Integrasi Storan Awan



TeamViewer merupakan salah satu perisian yang menawarkan akses secara remote untuk peranti anda pada pelbagai platform, termasuk Windows, Mac dan juga Linux. Terkini, pembangunnya telah pun memperkenalkan TeamViewer 10 Beta yang mana membawakan lebih banyak kawalan dan kemudahan untuk pentadbir dalam bidang IT.
Untuk pentadbir IT juga, kini anda boleh mengawal peranti dengan lebih efisyen, dan pada masa yang sama mengawal akses yang diberikan kepada seseorang menggunakannya.
Melalui TeamViewer 10 Beta ini, ia kini menyertakan kemudahan untuk membuat panggilan video dengan hanya satu klik sahaja, serta menaik-taraf sokongan permesejan yang mana kini memaparkan sejarah perbualan lengkap dengan seseorang.
Disamping itu, kini ia turut menawarkan lebih kawalan ketika membuat sesuatu persembahan, dimana anda boleh mengunci persembahan untuk membuat beberapa perubahan pada fail. TeamViewer 10 Beta ini turut hadir dengan intergasi Dropbox, Google Drive, OneDrive dan Box untuk memudahkan pengguna berkongsi fail menggunakannya.
TeamViewer 10 Beta kini ditawarkan untuk pengguna Windows, Mac dan Linux. Selain daripadanya, versi mudah-alih turut ditawarkan, dan pihak TeamViewer turut menambah penawaran untuk BlackBerry melalui kemaskini baru ini.

Di Jepang, Robot Ternyata Juga digunakan sebagai Tenaga Marketing oleh Perusahaan Nestle akan mendominasi bumi nampaknya segera terjadi.



Siap-siap saja pekerjaan sehari-hari Anda akan digantikan oleh sebuah robot. Dan tak hanya untuk pekerjaan seperti yang biasa dilakukan di pabrik-pabrik, bahkan kini tenaga marketing juga dilakukan oleh sebuah robot.
Salah satu buktinya adalah hal yang baru-baru ini dilakukan oleh perusahaan Nestle di Jepang. Mereka baru saja menggunakan robot sebagai tenaga bantu untuk menjual produknya. Robot yang mereka gunakan adalah sebuah robot hasil desain dari Softbank bernama Pepper.
 Robot ini memiliki ukuran yang tak terlalu besar, dengan tinggi sekitar 0,9 meter. Namun robot ini dilengkapi dengan berbagai jenis sensor yang memungkinkannya untuk bisa membaca rona wajah manusia. Selain itu, robot Pepper ini juga mampu mendeteksi nada suara dari konsumennya.
Dengan berbekal kemampuan tersebut, robot ini pun mampu bertindak sesuai dengan emosi dari para pelanggannya. Dan tentu saja, hal ini bisa dilakukan berkat adanya kemampuan untuk menentukan sikap seperti apa yang harus diperbuatnya.