Rabu, 05 November 2014

Riview Jurnal Nasional: Implementasi Telematika Dalam Bidang Pertanian



Sejak lama diakui bahwa peran sektor pertanian di Indonesia adalah penting, bukan saja sumbangannya terhadap penyerapan tenaga kerja, tetapi juga sebagai penghasil bahan pangan, pendorong munculnya industry lain, pendorong munculnya kesempatan berusaha di kegiatan yang lain, dan penghasil devisa yang relatif besar.  Namun dalam perjalanannya, sektor pertanian dihadapkan pada sejumlah kendala, antara lain karena semakin menyempitnya penguasaan lahan, semakin terbatasnya penguasaan modal, kurangnya pemanfaatan teknologi dan sulitnya pemasaran. Akibatnya, tampilan (performance) sektor pertanian menjadi kurang seperti yang diharapkan.

Untuk mengejar ketertinggalan ini, pemerintah berupaya untuk memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagai instrument akselerasi pembangunan pertanian.   Pemanfaatan TIK dalam bidang pertanian sering dinamakan e-Agriculture atau e-Agribusiness.  

Dalam Rencana Strategik (RENSTRA) Departemen Pertanian, 2005-2009, telah dicanangkan kebijakan operasional program TIK, yaitu:
(i). Pengembangan dan Penyelenggaraan Sistem Informasi dan Statistik Pertanian,
(ii). Peningkatan Pemanfaatan dan Penyebaran Informasi,
(iii). Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia dalam Bidang Statistik dan Sistem Informasi, dan
(iv). Pengembangan dan Penataan Kelembagaan Sistem Informasi.

 Pengertian E-Agriculture
Pengertian e-Agriculture atau e-Agribusiness sendiri diambil dari definisi e (electronic) dalam konsep Information and Communication Technology (ICT), yaitu kegiatan pertanian dan/atau agribisnis yang memanfaatkan keunggulan ICT seperti komputer, internet, piranti lunak (softwares) dan piranti keras (hardwares), radio, televisi dan perangkat IT lainnya, serta orang yang mengoperasikan ICT tersebut. Aplikasi e-Agriculture atau e-Agribusiness dapat dilakukan di semua aktivitas pertanian mulai dari kegiatan di hulu (proses produksi) sampai pada di hilir (pemasaran hasil). FAO telah memanfaatkan ICT di kegiatan network, publikasi, database dan pembuatan Web.
Pemanfaatan ICT dalam Pertanian
Kini ICT juga dicoba untuk mendorong agar pertanian Indonesia mampu bersaing. Hal ini dapat dimengerti karena peran ICT sering menonjol, apakah itu di kegiatan teknologi produksi maupun di kegiatan teknologi informasi. Dengan demikian, lambat atau cepat, maka pelaku agribisnis di Indonesia harus bisa menguasai teknologi tersebut.

Komponen ICT ini lazimnya dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu:
Technoware (fasilitas fisik, misalnya mesin),
Humanware (kemampuan/ketrampilan tenaga kerja),
Infoware (informasi/data), dan
Orgaware (organisasi).
Misalnya untuk tingkat pengembangan suatu perusahaan hasil olahan dari produk pertanian, bantuan ICT akan sangat menentukan proses kegiatan perusahaan tersebut. Ke empat komponen di atas, tentu saling kait mengkait satu sama lain, karena komponen yang satu akan saling mempengaruhi komponen yang lain.

Pemerintah yang ditugasi membangun sektor pertanian sebenarnya juga telah mulai mempertimbangkan dan memasukkan ICT ini dalam program pembangunan lima tahun Departemen Pertanian. Kini, Departemen Pertanian memperkenalkan program yang dinamakan Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian (Primatani). Program ini pada dasarnya dirancang untuk mempercepat pemanfaatan hasil-hasil penelitian untuk segera diterapkan di masyarakat pertanian, khususnya dengan memanfaatkan keunggulan ICT.

Sementara itu, Departemen Pertanian memanfaatkan ICT untuk program :
(i). Pengembangan Statistik Pertanian,
(ii). Pengembangan Sistem Informasi, dan
(iii). Penunjang Pengembangan Sistem Informasi dan Statistik Pertanian.

Pemanfaatan e-Agriculture atau e-Agribusiness di kalangan swasta dan di pendidikan pertanian dirasa juga belum seperti yang diharapkan. Berdasarkan hal-hal di atas disarankan agar ada kepemihakan pemerintah untuk mendorong pemanfaatan e- Agriculture atau e-Agribusiness di semua kegiatan di lingkup pertanian, khususnya di bidang softwares, hardwares dan SDM-nya. Tujuannya adalah untuk mempercepat lajunya pembangunan pertanian di Indonesia.

 Sumber :
Soekartawi.2007. E-Agribisnis: Teori dan Aplikasinya. http://journal.uii.ac.id/index.php/Snati/article/view/1760

TeamViewer 10 Beta Hadir Dengan Integrasi Storan Awan



TeamViewer merupakan salah satu perisian yang menawarkan akses secara remote untuk peranti anda pada pelbagai platform, termasuk Windows, Mac dan juga Linux. Terkini, pembangunnya telah pun memperkenalkan TeamViewer 10 Beta yang mana membawakan lebih banyak kawalan dan kemudahan untuk pentadbir dalam bidang IT.
Untuk pentadbir IT juga, kini anda boleh mengawal peranti dengan lebih efisyen, dan pada masa yang sama mengawal akses yang diberikan kepada seseorang menggunakannya.
Melalui TeamViewer 10 Beta ini, ia kini menyertakan kemudahan untuk membuat panggilan video dengan hanya satu klik sahaja, serta menaik-taraf sokongan permesejan yang mana kini memaparkan sejarah perbualan lengkap dengan seseorang.
Disamping itu, kini ia turut menawarkan lebih kawalan ketika membuat sesuatu persembahan, dimana anda boleh mengunci persembahan untuk membuat beberapa perubahan pada fail. TeamViewer 10 Beta ini turut hadir dengan intergasi Dropbox, Google Drive, OneDrive dan Box untuk memudahkan pengguna berkongsi fail menggunakannya.
TeamViewer 10 Beta kini ditawarkan untuk pengguna Windows, Mac dan Linux. Selain daripadanya, versi mudah-alih turut ditawarkan, dan pihak TeamViewer turut menambah penawaran untuk BlackBerry melalui kemaskini baru ini.

Di Jepang, Robot Ternyata Juga digunakan sebagai Tenaga Marketing oleh Perusahaan Nestle akan mendominasi bumi nampaknya segera terjadi.



Siap-siap saja pekerjaan sehari-hari Anda akan digantikan oleh sebuah robot. Dan tak hanya untuk pekerjaan seperti yang biasa dilakukan di pabrik-pabrik, bahkan kini tenaga marketing juga dilakukan oleh sebuah robot.
Salah satu buktinya adalah hal yang baru-baru ini dilakukan oleh perusahaan Nestle di Jepang. Mereka baru saja menggunakan robot sebagai tenaga bantu untuk menjual produknya. Robot yang mereka gunakan adalah sebuah robot hasil desain dari Softbank bernama Pepper.
 Robot ini memiliki ukuran yang tak terlalu besar, dengan tinggi sekitar 0,9 meter. Namun robot ini dilengkapi dengan berbagai jenis sensor yang memungkinkannya untuk bisa membaca rona wajah manusia. Selain itu, robot Pepper ini juga mampu mendeteksi nada suara dari konsumennya.
Dengan berbekal kemampuan tersebut, robot ini pun mampu bertindak sesuai dengan emosi dari para pelanggannya. Dan tentu saja, hal ini bisa dilakukan berkat adanya kemampuan untuk menentukan sikap seperti apa yang harus diperbuatnya.

Kerjasama dengan Michael Bastian, HP Luncurkan Jam Tangan Pintar Pertamanya





Sebuah jam tangan pintar terbaru siap dipasarkan pada bulan November ini. Jam tangan pintar tersebut kali ini diproduksi oleh Hewlett-Packard (HP) yang melakukan kerjasama dengan Michael Bastian. Jam tangan pintar tersebut mereka sebut dengan nama MB Chronowing.
Jam tangan pintar ini memiliki layar bertentuk lingkaran. Versi basic yang menggunakan bahan stainless steel serta strap yang terbuat dari bahan kulit, karet serta nilon akan dipatok dengan harga sebesar 349 USD. Pihak HP pun menyediakan versi yang lebih mahal, dengan menggunakan case hitam, kaca terbuat dari bahan kristal safir serta strap dari bahan kulit buaya. Versi premium ini dipatok dengan harga sebesar 649 USD.
 MB Chronowing ini dilengkapi dengan LCD yang mampu menampilkan berbagai jenis notifikasi. Baik itu notifikasi ketika ada pesan masuk, informasi cuaca, harga saham serta tentunya sebagai fungsi utamanya untuk menampilkan waktu. Namun smartwatch ini tak hadir dengan layar sentuh, tapi menggunakan tiga tombol yang ada pada bagian sisinya.