Jangan Menikah Hanya Karena Target Usia
KOMPAS.com - Usia umumnya merupakan salah satu pertimbangan seseorang saat menikah. Usia berpengaruh pada kesiapan mental seseorang untuk menjalankan bahtera pernikahan. Meskipun usia tidak selalu menjadi penentu tingkat kedewasaan seseorang, paling tidak usia bisa jadi tolok ukur untuk kesiapan menikah.
Lantas usia berapa yang pas untuk menikah?
Lantas usia berapa yang pas untuk menikah?
Pada tahun 2009 yang lalu, US Census Bereau melaporkan bahwa di Amerika perempuan menikah pada usia 27 tahun dan pria pada usia 29 tahun. Banyak orang yang selalu memiliki target untuk menikah di usia yang cenderung muda, dan perempuan mulai merasa ketakutan ketika belum juga menikah di usia yang sudah lebih dari 25 tahun. "Ketika berumur 27 tahun, teman-teman saya sudah mulai bertunangan dan menikah. Tak jarang hal ini disebut tindakan yang dewasa. Jadi apakah saya belum dewasa ketika saya belum menikah di usia 27 tahun?" ungkap Rachel Jacoby, editor majalah dalam artikelnya di Huffington Post yang berjudul The 27 Club: Why Is 27 The 'Age' To Get Married?.
Perempuan lalu menjadi ketakutan ketika mendekati masa menjadi "perawan tua" (dalam anggapan orang-orang di sekitarnya). Tak jarang pada usia 27, yang dianggap matang untuk menikah, secara tak sadar perempuan memasang target yang harus dipenuhi untuk menikah. Hal ini malah berakibat pada sikap kekanakan dan mencari pria yang bersedia untuk menikahinya saat itu juga.
Perempuan lalu menjadi ketakutan ketika mendekati masa menjadi "perawan tua" (dalam anggapan orang-orang di sekitarnya). Tak jarang pada usia 27, yang dianggap matang untuk menikah, secara tak sadar perempuan memasang target yang harus dipenuhi untuk menikah. Hal ini malah berakibat pada sikap kekanakan dan mencari pria yang bersedia untuk menikahinya saat itu juga.
"Tampaknya sangat gila untuk mengakhiri sebuah hubungan serius hanya karena kekasih kita belum ingin terikat lebih lanjut dalam pertunangan atau pernikahan. Padahal mungkin saja pasangan kita itu sedang mempersiapkan modal pernikahan atau membeli rumah terlebih dahulu untuk membahagiakan Anda," tambah Jacoby. Ia menambahkan, tidak ada yang menyangkal bahwa tekanan teman-teman yang sudah menikah membuat para perempuan menjadi lebih terburu-buru untuk mengakhiri masa lajangnya.
Di masa lalu, mungkin banyak orang yang menikah pada usia ini atau bahkan lebih muda. Demi menikah pada waktunya, tak jarang orang rela dijodohkan. Namun apakah Anda sendiri menginginkan hidup yang demikian? Hanya karena ikut-ikutan teman, resah dengan desakan dari lingkungan di sekitar Anda? Sebaiknya menikahlah jika Anda sudah benar-benar siap untuk menikah, dan bukan karena hal lainnya. Usia tidak akan berulang, dan pastinya Anda tak menginginkan pernikahan Anda dilakukan dengan terpaksa, tidak bahagia, dan akhirnya berujung pada penyesalan.
"Itulah sebabnya terburu-buru menikah adalah hal yang konyol bagi saya. Perjalanan kita masih panjang, dan masih mungkin untuk berkembang dalam jangka waktu yang cukup lama. Jadi tidak ada alasan untuk terburu-buru menikah hanya untuk disebut dewasa, kan? Tak ada yang lebih indah daripada menikah dengan penuh kesiapan dari kedua pasangan," tukasnya.
Jadi, tak usah terlalu terbebani pada target usia untuk menikah, karena dorongan dari keluarga, atau menikah hanya karena ingin mendapatkan status. Pernikahan adalah hubungan antara dua orang yang akan selalu berkembang dari waktu ke waktu, sehingga tak ada gunanya untuk memaksakan menikah bila memang belum yakin dengan keputusan Anda. Menikahlah karena Anda sudah siap dalam segala halnya.
Tanggapan :
Jika kita ingin menikah, kita harus benar-benar siap baik lahir maupun batin. Menikah diusia muda sebenarnya bukanlah masalah ataupun keterpaksaan. Dalam agam juga menyarankan jika dua orang saling menyukai baiknya langsung menikah. Namun, di indonesia banyak sekali perempuan muda yang ketakutan jika dia menikah pada usia 25 tahun keatas karena takut tidak laku. Pesepsi ini sangatlah salah. Jika menikah hanya ketakutan semata namun pada dasarnya belum siap dan belum dapat yang terbaik pada pasangannya akan percuma saja dan pada akhirnya akan bercerai. Sebaiknya jika kita ingin menikah, kita harus benar-benar siap. Kita harus melihat, apakah kita sudah siap?apakah kita sudah mencintai seseorang yang terbaik untuk kita? Apakah kia sudah siap perencanaan jangka pendek dan panjang untuk pernikahan itu? Semua itu harus kita siapkan matang-matang agar pernikahan kita langgeng dan 1 kali seumur hidup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam.